RS MELANIA

EMERGENCY
(0251) 8321196
BERITA | ACARA




Hipertensi Berbahaya bagi Ibu Hamil

08 October 2015

 

Ibu hamil dapat mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) . Disebut hipertensi bila tekanan darah ibu melebihi 120/80, bahkan bisa mencapai 140/90. Tekanan darah tinggi pun biasanya terjadi bila tekanan darah ibu melonjak dari ukuran yang normal. Misalnya bila tekanan normal darah yang biasanya 110/75 melonjak menjadi 130/90.

Gejala hipertensi pada ibu hamil :
- Sakit kepala
- Mudah lelah
- Mual
- Muntah
- Sesak napas
- Gelisah
- Perdarahan dari hidung
- Wajah kemerahan
- Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal

Hipertensi berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi menjadi sedikit. Tak jarang, hipertensi pada kehamilan bisa membuat janin meninggal, plasenta terputus, pertumbuhan terganggu.

Penderita hipertensi bisa sudah mengidap sebelum kehamilan atau hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Kondisi ini disebut dengan preeklamsia dan eklamsia.

Preeklamsia adalah gangguan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan proteinuria (adanya protein dalam urin). Preeklamsia terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu.

Penyebab timbulnya preeklamsia tidak diketahui. Di bawah ini beberapa faktor risiko preeklamsia:

  1. Ibu obesitas
  2. Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
  3. Riwayat preeklamsia pada keluarga
  4. Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  5. Hipertensi
  6. Diabetes mellitus
  7. Kehamilan kembar
  8. Infeksi saluran kemih, dll

Eklamsia didefinisikan sebagai preeklamsia yang diikuti dengan kejang. eklamsia sangat jarang dan terjadi pada kurang dari 1% wanita dengan preeklamsia.

Risiko eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang hingga tak terselamatkan, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Pada janin, aliran darah ke janin berkurang sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Jika jiwa ibu terancam, biasanya keselamatan ibu lebih diprioritaskan. Sedangkan bayi akan dikeluarkan dengan proses induksi untuk menghasilkan persalinan normal ataupun dilakukan persalinan dengan operasi (Sectio Cesaria)

Dampak terbesar hipertensi pada wanita hamil :
- Kerusakan pada ginjal
- Menderita preeclampsia
- Keracunan pada kehamilan
- Membahayakan baik pada ibu maupun bagi janin
- Kerusakan pembuluh darah
- Stroke
- Gagal jantung di kemudian hari
- Keguguran
- Berat badan janin lahir rendah
- Lahir prematur, dll.

Banyak kasus terjadi wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai janin yang dikandungnya lahir dengan selamat. Dapat juga dibantu dengan bantuan medis selama kehamilan agar komplikasi saat kehamilan dapat dicegah. Perhatian yang khusus harus diperhatikan saat ibu hamil mengalami hipertensi.

Hipertensi harus dikontrol. Jika terkontrol, penyakit ini tak jadi masalah. Berikut cara mengontrolnya:

* Konsultasi secara rutin ke dokter. Ceritakan masalah/riwayat tekanan darah tinggi yang ibu alami, sehingga dokter dapat melakukan pengawasan ketat. Setiap kontrol biasanya dokter akan memeriksa tekanan darah.

* Konsumsi obat-obatan hipertensi secara teratur. Biasanya dokter sudah mempertimbangkan keamanan obat untuk janin sehingga tak perlu takut mengonsumsinya.

* Lakukan diet secara baik sehingga penambahan bobot selama kehamilan akan terkontrol dengan baik. Penambahan BB ibu hamil sebaiknya tidak lebih dari 2 kg per bulan.

* Hindari makanan yang dapat meningkatkan hipertensi seperti makanan