RABIES
Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang menular yang disebakan oleh virus dan dapat menyerang hewan berdarah panas dan manusia.
Pada hewan yang menderita Rabies, virus ditemukan dengan jumlah banyak pada air liurnya. Virus ini akan ditularkan ke hewan lain atau ke manusia terutama melalui luka gigitan . Oleh karena itu bangsa Karnivora (anjing,kucing, serigala) adalah hewan yang paling utama sebagai penyebar Rabies.
Penyakit Rabies merupakan penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan ditakuti karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selalu berakhir dengan kematian.
Mengingat akan bahaya dan keganasannya terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat, maka usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif.
Hewan yang rentan dengan Rabies
Semua hewan berdarah panas rentan dengan Rabies. Penyakit Rabies secara alami terdapat pada bangsa anjing, kucing, kelelawar, dan karnivora liar.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit . Masa inkubasi penyakit Rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10 hari- 14 hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun.
Manusia biasanya tertular virus rabies karena gigitan dari hewan yang terinfeksi virus rabies. Tetapi pada kasus tertentu yang jarang, manusia juga dapat tertular virus rabies melalui kontak non gigitan. Semua gigitan binatang, tidak perduli letaknya mempunyai bahaya potensial untuk menularkan virus rabies.
Yang dimaksudkan dengan kontak non gigitan adalah melalui goresan, luka terbuka ataupun selaput lendir (seperti pada mata, hidung & mulut) yang terkontaminasi dengan air liur yang mengandung virus atau zat lain dari hewan yang menderita rabies.
Tahapan Penyakit Rabies
Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase (tahap).
1. Fase Prodormal : Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri , tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari . Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bias langsung ke fase Paralisa.
2. Fase Eksitasi : Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran , selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.
Tanda-Tanda Penyakit Rabies Pada Hewan Dan Manusia
Pada anjing dan kucing, penyakit Rabies dibedakan menjadi 2 bentuk , yaitu bentuk diam (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies).
Tanda tanda Rabies bentuk diam :
* Terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh.
* Hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
* Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Hewan akan mati dalam beberapa jam.
Tanda tanda Rabies bentuk ganas:
* Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya.
* Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.
* Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya .
* Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain , tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam.
Tanda-Tanda Rabies Pada Manusia :
* Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara.
* Airmata dan air liur keluar berlebihan .
* Pupil mata membesar.
* Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan.
* Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
Pencegahan Rabies
Cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit rabies pada manusia adalah dengan menghilangkan kemungkinan penyakit rabies pada anjing melalui vaksinasi. Vaksinasi pada hewan (terutama anjing) telah mengurangi angka kejadian penyakit rabies pada manusia di berbagai negara.
Vaksin rabies pre-exposure dapat diberikan pada orang yang beresiko tinggi untuk terkena virus rabies supaya dapat terlindungi apabila mereka terpapar virus rabies.
Sedangkan vaksin rabies post-exposure dapat mencegah terjadinya penyakit rabies apabila diberikan pada seseorang setelah mereka terpapar virus rabies, vaksin ini sebaiknya diberikan sesegera mungkin setelah terpapar virus rabies.
Tindakan Terhadap Orang Yang Digigit (Korban)
Orang yang digigit kelinci dan hewan pengerat (termasuk bajing, tikus) tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut jarang terinfeksi rabies. Tetapi bila digigit binatang buas (sigung, rakun, rubah dan kelelawar) diperlukan pengobatan lebih lanjut karena hewan-hewan tersebut mungkin saja terinfeksi rabies.
1. Segera cuci luka gigitan dengan air bersih dan sabun atau detergen selama 5 – 10 menit kemudian bilas dengan air yang mengalir , lalu keringkan dengan kain bersih atau kertas tissue.
2. Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia (misalnya obat merah) lalu dibalut longgar dengan pembalut yang bersih.
3. Penderita atau korban secepatnya dibawa ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Jika belum pernah mendapatkan imunisasi, maka suntikan vaksin rabies diberikan pada saat digigit hewan rabies dan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28.
Nyeri dan pembengkakan di tempat suntikan biasanya bersifat ringan. Jarang terjadi reaksi alergi yang serius, kurang dari 1% yang mengalami demam setelah menjalani vaksinasi.
Jika penderita pernah mendapatkan vaksinasi, maka resiko menderita rabies akan berkurang, tetapi luka gigitan harus tetap dibersihkan dan diberikan 2 dosis vaksin (pada hari 0 dan 2).
Sebelum ditemukannya pengobatan, kematian biasanya terjadi dalam 3-10 hari.
Kebanyakan penderita meninggal karena sumbatan jalan nafas (asfiksia), kejang, kelelahan atau kelumpuhan total. Meskipun kematian karena rabies pernah diduga tidak dapat dihindarkan, tetapi beberapa orang ada yang selamat. Mereka dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk diawasi terhadap gejala-gejala pada paru-paru, jantung dan otak.